Hal-hal Yang Harus Diketahui Sebelum Pindah ke Linux

        Hari ini saya kembali menulis tentang linux. Yaitu hal-hal yang harus diketahui sebelum pindah ke linux.

    Pada umumnya kebanyakan user baru yang ingin migrasi ke linux akan mendapati kesulitan-kesulitan tertentu. Baik pada sisi instalasi, adaptasi hingga mempelajari interface baru dari linux. Bahkan terkadang beberapa user yang ingin pindah mengalami kesulitan di bagian paling pertama yaitu memilih distro linux.

Dan berikut saya rangkum tentang hal-hal apa saja yang harus kalian ketahui sebelum pindah atau migrasi ke linux.


1. Menentukan distro terbaik untuk pemula


        Hal yang paling pertama dalam migrasi adalah menentukan distro linux. Hal ini menjadi penting karena setiap distro memiliki beberapa perintah dan struktur berbeda dalam konfigurasinya termasuk cara installasi.

    Untuk pemula akan saya sarankan untuk memilih distro turunan dari Debian ataupun ubuntu. Ya sebut saja seperti Linux mint, Elementary OS, Zorin OS, Pop OS dan Ubuntu itu sendiri.
Atau bagi kalian yang ingin mempelajari distro yang mudah dengan base arch linux bisa memilih manjaro
Adapun lebih lengkapnya ada di postingan saya berikut

2. Menentukan Desktop Environment


       Kedua yang tidak kalah penting adalah memilih Desktop Environment atau bisa kita singkat dengan DE. Linux desktop sendiri tidak dapat dipisahkan dari DE. DE adalah jenis GUI (Graphical user interface) dari linux. Setiap DE memiliki fitur dan tampilan yang berbeda-beda tergantung dari keperluan dan keinginan dari user. Beberapa DE yang paling terkenal diantaranya adalah Gnome, KDE Plasma, Cinnamon, Pantheon, Xfce, Lxte, Unity dan Budgie.

        Beberapa DE bisa saya sarankan untuk pemula khususnya yang sebelumnya lebih familiar dengan tampilan windows adalah Cinnamon dan KDE. Sedangkan, Jika kalian menginginkan tampilan yang baru dan berkesan linux banget bisa memilih DE seperti Gnome. Jika kalian suka dengan tampilan seperti Mac os maka bisa memilih pantheon ataupun budgie. Jika ingin mencari yang ringan maka bisa pakai Xfce, Lxte ataupun Cinnamon. Disini saya tidak bisa membahas semua DE secara spesifik dan mungkin akan saya post di artikel lain khusus tentang Desktop Environment.
        Dan sejauh ini DE yang saya pakai adalah KDE karena kustomisasi nya yang lebih bebas dibanding DE lain. Seperti gambar diatas adalah KDE yang telah saya kustomisasi seperti Mac OS Big sur


3. Mempelajari Installasi dan sistem partisi linux


        Ketiga yang tidak kalah penting adalah mempelajari cara installasi dan sistem partisi nya. Untuk installasi linux saat ini bisa terbilang cukup mudah seperti halnya menginstall windows saat ini. Bahkan sebagian besar linux memiliki Live system yang bisa kita gunakan sebagai demo untuk coba-coba.
    Pada windows kita akan menemukan partisi dengan format NTFS sedangkan linux memiliki format ext4. Perlu diketahui bahwa linux dapat mengenali partisi NTFS namun tidak sebaliknya. Artinya windows tidak dapat membaca partisi ext4 yang jika kalian memasang dual boot maka di sisi linux akan dapat membaca semuanya sedangkan windows tidak.

Dasar sistem partisi yang biasa saya buat adalah sebagai berikut
  • Root (/) (ext4) - untuk partisi utama sistem
  • Home (/home) (ext4) - untuk partisi penyimpanan data
  • Swap (swap) - untuk partisi swap biasanya 2x jumlah ram
  • boot (/boot)(ext4) - untuk partisi bootloader atau GRUB biasanya saya taruh 1 GB
  • Bios reserved - Untuk partisi bios biasanya saya taruh 1 GB
Beberapa linux memiliki sistem partisi yang sedikit berbeda jadi benar-benar harus dipelajari soal partisi ini.


Untuk lebih amannya dalam mempelajari partisi disarankan untuk membackup semua data penting ke perangkat eksternal terlebih dahulu

4. Menentukan Software Alternatif

    Dalam proses migrasi tentunya akan ada beberapa software yang tidak support ke linux. Contohnya saja adalah software dari Adobe yang tidak mendukung di sistem linux. Dan beberapa software penting seperti MS Office.

    Jadi akan lebih baik untuk menentukan software alternatif yang akan di dalami di linux. Untuk penjelasan lebih lanjut sudah saya tulis di artikel di bawah.

  

5. Siapkan mental dan ilmu


    Dalam proses saya pribadi. Pertama kali saya memutuskan untuk migrasi full ke linux sekitar tahun 2018 akhir. Pada awalnya saya menginstall tanpa pengetahuan tentang partisi nya. dan akhirnya saya memilih opsi erase all yang bikin semua file kehapus.
Jadi sangat disarankan untuk membackup terlebih dahulu ke perangkat eksternal ataupun cloud kalian. dan soal ilmu yang saya maksud terdapat pada 4 poin diatas.


Terimakasih

9 komentar:

  1. Sangat bermanfaat..
    Mohon kunjungannya juga gan bangmamann.com

    BalasHapus
  2. Nggak ada windows linux pun jadi, bermanfaat artikelnya tq boss
    By : pak rama

    BalasHapus
  3. Kalau elementary os recommended gak nih buat pemula ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lumayan recommended gan.. UI cukup simpel dan elegan mirip mac os.. dan base dari ubuntu juga

      Hapus
  4. Bikin tampilan KDE kayak gitu gimana caranya gan ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Coba cek channel "linux scoop" di youtube, ane ngikutin tutor dari sana tentang "make kde looks like mac os big sur"

      Hapus
  5. Keren kustomisasi linux nya, rasa kayak mac os yang baru itu

    BalasHapus